Untuk membuat sebuah film kartun animasi perlu untuk berlatih dan terus berlatih. Sering kali saat akan membuat film animasi, karena kurangnya referensi tentang film kartun animasi, pembuat terjebak pada bentuk film biasa. Film kartun animasi harus dibedakan dengan film biasa yang bukan animasi. Namanya kartun, harus terkesan ada leluconnya walaupun sedikit. Dan yang lebih penting lagi, dalam sebuah film animasi kartun adalah efek dramatisir. Karena itulah yang sangat membedakan antara film kartun animasi dan yang non-animasi.
Film kartun kelas dunia seperti buatan dreamwork dan pixar, dalam banyak adegan kita akan disuguhi adegan-adegan yang didramatisir. Terlebih lagi film animasi 2D, seperti yang telah dibuat oleh Disney Land. Penonton begitu banyak disuguhi adegan yang didramatisir (adegan yang dibuat berlebih-lebihan). Begitu pula jika kita menonton film seperti upin ipin. Beberapa kali ada adegan yang berlebihan, saat adegan main gobaksodor misalnya, saat melempat sendal diimbuhi efek dramatisasi, saat bermain perang-perangan, ada efek adegan berlebih-lebihan pula.
Sebagai catatan terpenting, dalam pembuatan sebuah film kartun animasi, animator dituntut untuk menguasai 12 prinsip dasar animasi.
Film kartun kelas dunia seperti buatan dreamwork dan pixar, dalam banyak adegan kita akan disuguhi adegan-adegan yang didramatisir. Terlebih lagi film animasi 2D, seperti yang telah dibuat oleh Disney Land. Penonton begitu banyak disuguhi adegan yang didramatisir (adegan yang dibuat berlebih-lebihan). Begitu pula jika kita menonton film seperti upin ipin. Beberapa kali ada adegan yang berlebihan, saat adegan main gobaksodor misalnya, saat melempat sendal diimbuhi efek dramatisasi, saat bermain perang-perangan, ada efek adegan berlebih-lebihan pula.
Sebagai catatan terpenting, dalam pembuatan sebuah film kartun animasi, animator dituntut untuk menguasai 12 prinsip dasar animasi.
Advertisement